Gotong Royong Gerakan Seniman Masuk Sekolah
(indonesiapersada.id) – Jakarta: Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) masih jadi salah satu prioritas program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2020 ini. Meski jumlah seniman yang terlibat dan siswa yang menjadi sasaran menurun jika dibandingkan tahun – tahun sebelumnya akibat berkurangnya anggaran Karen arefocusing anggaran untuk penanganan Covid 19.
Jumlah seniman yang terlibat tahun ini 210 orang dengan sasaran siswa sekitar 4.200 – an tingkat SD, SMP, SMA/SMK negeri dan swasta. Pembiayaan agar tetap terlaksana sesuai rencana di 16 lokasi, berbagi antara APBN dan APBD untuk membiayai honorarium seniman dan pendamping. Dengan cara gotong royong tersebut, bisa memfasilitasi keterbatasan sekolah menghadirkan guru senibudaya yang kompeten.
“Program ini menjadi salah satu upaya untuk menguatkan pendidikan karakter siswa serta menciptakan ekosistem sekolah yang berbudaya,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid dalam taklimat media virtual di Jakarta, Rabu (02/09/2020).
Kegiatan ini bukan semata melatih siswa menjadi seniman, melainkan melakukan pendidikan karakter dengan cara artistik. Dan mempertemukan siswa dengan seniman agar mendapatkan pengalaman tangan pertama tentang kreasi berkesenian.
Sementara itu Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud Restu Gunawan dalam kesempatan yang sama menjelaskan, pelaksanaan program ini memadukan luring dan daring karena pandemi. Meliputi tiga tahap yaitu Lokakarya Training of Trainee (TOT) bagi seniman pada bulan September ini memperoleh pembekalan dalam mengajar seni budaya pada siswa. Kemudian tahap mengajari siswa dengan materi seni pertunjukan, senirupa, seni media, atau sastra.
“Tahap akhir, Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/ Kota dapat menyelenggarakan pertunjukan hasil pembelajaran para siswa dengan seniman pembimbing. Tentu saja harus dengan tetap mengikuti protocol kesehatan pengendalian Covid 19,” tutur Restu Gunawan.
Restu Gunawan menambahkan, pembelajaran seni budaya sejak dini juga sebagai upaya menjaga ketahanan budaya Indonesia. Seniman local otomatis terfasilitasi untuk memberikan materi pembelajaran seni budaya melalui kegiatan ekstrakurikuler, karena seleksi seniman yang terlibat diserahkan pada Pemerintah Daerah.*(rit’z)
Facebook Comments