STUNTING JADI PROBLEMA KESEHATAN TERPOPULER DI INDONESIA SAAT INI

Keterangan Gambar : Menteri PPN/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan hasil pengamatannya selama turun ke banyak daerah di tanah air terkait pembangunan kesehatan. Stunting dan imunisasi menjadi isu paling popular yang harus diperhatikan Pemerintah Daerah.* (foto: bappenas)


Editor: Rita Zoelkarnaen
 

indonesiapersada.id - Jakarta: Stunting menjadi problema kesehatan paling popular di Indonesia saat ini hingga tahun 2024. Hal tersebut seperti disampaikan Menteri PPN/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Senin (31/5/2021) dalam Rapat Pembahasan Multi Pihak Major Project Reformasi Sistem Kesehatan Nasional, di Ruang Rapat Djunaedi Hadisumarto 1-2 Gedung Bappenas Jakarta.

Selain persoalan stunting, kata Suharso, problema yang lain adalah masalah imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan di beberapa daerah yang sangat rendah. Karena itulah Pemerintah Daerah harus menempatkan kesehatan di prioritas tinggi, terutama di masa pandemi saat ini. Juga perlu dicermati jangan sampai Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik diubah menjadi belanja alat kesehatan, karena akan berakibat ada alatnya tapi tidak ada tenaga kesehatan yang mengoperasikan.

Lebih lanjut Suharso menjelaskan, Major Project Reformasi Sistem Kesehatan Nasional diharapkan dapat mencapai target 2022. Pertama, menurunkan insidensi tuberkulosis menjadi 231 per 100.000 penduduk. Kedua, meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap menjadi 71 persen. Ketiga, meningkatkan penyediaan Rumah Sakit (RS) Rujukan Nasional menjadi 19 RS.

Keempat, meningkatkan RS dengan layanan unggulan menjadi minimal 52 RS untuk lima jenis layanan unggulan mencakup layanan kanker, kardiovaskular, stroke, paru dan diabetes. Kelima, meningkatkan pusat kesehatan masyarakat dengan sembilan jenis tenaga kesehatan menjadi 71 persen. Keenam, meningkatkan rasio dokter spesialis menjadi 0,22 per 1.000 penduduk.

Pandemi Covid-19 menjadi pembelajaran bagi Indonesia untuk terus meningkatkan kewaspadaan atas kondisi kegawatdaruratan kesehatan. Major Project Reformasi Sistem Kesehatan Nasional menjadi sarana mencapai tiga tujuan. Yaitu meningkatkan keamanan dan ketahanan kesehatan (health security & resilience), menjamin akses supply side pelayanan kesehatan yang berkualitas di seluruh Indonesia, dan meningkatkan peran serta masyarakat dan memperkuat upaya promotif dan preventif.

“Ke depan, sistem kesehatan kita harus robust, terutama untuk menghadapi wabah karena Covid-19 ini mengajarkan kita bahwa sistem kesehatan harus benar - benar diperkuat. Harus dilihat secara holistik dan terintegrasi bahwa sumbangsih sektor non kesehatan dalam reformasi SKN adalah keharusan, tidak bisa hanya sektor kesehatan saja yang terlibat. Oleh karena itu, Kementerian/ Lembaga perlu memastikan pemanfaatan anggaran, khususnya di tahun 2022 mendatang, untuk membantu mencapai target reformasi SKN,” tutur Suharso.

Perencanaan dan penganggaran pada Major Project Reformasi Sistem Kesehatan difokuskan pada delapan area reformasi. Pertama, pendidikan dan penempatan tenaga kesehatan. Kedua, penguatan fasilitas kesehatan tingkat pertama. Ketiga, peningkatan RS dan pelayanan kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK). Keempat, kemandirian farmasi dan alat kesehatan. Kelima, penguatan keamanan dan ketahanan kesehatan. Keenam, pengendalian penyakit dan imunisasi. Ketujuh, inovasi pembiayaan kesehatan. Kedelapan, dan optimalisasi teknologi informasi dan pemberdayaan masyarakat.

Rapat Pembahasan Multi Pihak Major Project Reformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dihadiri oleh pimpinan Kementerian/ Lembaga terkait sektor kesehatan. Terlihat mengikuti rapat antara lain Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono. JUga hadir perwakilan 25 perwakilan Kementerian/ Lembaga yang lain.

Fokus pembahasan di antaranya penanganan pandemi Covid-19. Kemudian percepatan penanganan tuberkulosis, dan perluasan cakupan imunisasi dasar lengkap dan perluasan antigen baru. Serta pengentasan disparitas pelayanan kesehatan dengan fokus pada pemenuhan dan pemerataan fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan, khususnya di timur Indonesia dan daerah dengan akses terbatas terhadap pelayanan kesehatan.* (rit’z

Facebook Comments

0 Komentar

TULIS KOMENTAR

Alamat email anda aman dan tidak akan dipublikasikan.

Slot Gacor