
Keterangan Gambar : Blusukan di Pasar Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Rabu (17/1/2024) untuk mendengarkan keluh kesah pedagang pasar, calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, malah diwaduli (mendengar keluhan – red) tentang kesulitan petani memperoleh pupuk subsidi. (foto: tpn ganjar mahfud)
PEMERINTAH KURANGI KUOTA PENYEBAB PUPUK LANGKA, BUKAN KARENA KARTU TANI
Oleh: Pimred Berita Indonesia Live (BILive) Aan Kasianto, Editor: Rita Zoelkarnaen
indonesiapersada.id – Batang, Jateng: Ganjar Pranowo mendapat pertanyaan dari petani soal kelangkaan pupuk saat berkunjung di Pasar Limpung, Batang, Rabu (17/1/2024). Capres nomor urut 3 itu menegaskan kelangkaan pupuk karena kuotanya memang berkurang dari pemerintah pusat.
Mulanya, Ganjar tiba di pasar langsung menemui para pedagang untuk cek harga bahan pokok. Para pedagang dan warga justru heboh, meminta salaman dan berfoto bareng. Setelah itu, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu singgah di warung untuk ngobrol santai bersama para pedagang. Namun, ada seorang petani bernama Sayono menghampiri dan bertanya soal pupuk.
“Soal pupuk langka, Pak. Petani kesulitan mendapatkan pupuk,” kata Sayono, seperti dilaporkan Pimred Berita Indonesia Live (BILive) Aan Kasianto kepada redaksi www.indonesiapersada.id, tadi pagi (18/1/2024)
Dari informasi yang diterima, Sayono berseloroh bahwa kelangkaan pupuk itu karena adanya program kartu tani. Oleh Ganjar, hal itu dijawab secara tegas bahwa kelangkaan pupuk bukan karena Kartu Tani.
Tapi karena memang kuota pupuk dari pusat tidak sebanding dengan kebutuhan petani, karena pemerintah pusat mengurangi quota pupuk. Capres beramput putih itu pun memberikan solusi bahwa kelangkaan pupuk akan teratasi kalau kuotanya ditambah dan disesuaikan dengan kebutuhan petani.
“Harusnya ini diatur. Justru kalau pupuk subsidi dijual terbuka malah bisa dikuasai orang-orang tertentu. Maka, pemerintah harus bisa mengatur itu,” tegasnya.
Jawaban Ganjar itu dibenarkan oleh Heri, salah seorang pengecer pupuk. Menurutnya, pupuk khusus petani memang tidak cukup karena kuotanya dikurangi.
“Memang kuotanya sedikit (pupuk khusus petani - red). Itu karena yang kasih Pak Jokowi dari pusat. Sehingga kebutuhan untuk petani kurang,” terangnya.* (aan)
Facebook Comments