
Keterangan Gambar : Desa Wisata Krebet di Sendangsari Pajangan Bantul DIY. Patung Semar menjadi identitas khas Desa Wisata Krebet dan bagaimana lebih lengkap penampakannya bisa diakses melalui website www.krebet.com.* (foto: kemenparekraf)
KONSEP SUPPLY AND DEMAND KEMBANGKAN DESA WISATA MANDIRI
indonesiapersada.id - Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/ Baparekraf) akan menindaklanjuti pengembangan Desa Wisata Mandiri dengan pendekatan fungsi. Meliputi pendekatan fungsi aspek produk dan layanan, aspek pemberdayaan masyarakat, serta aspek pemasaran dan produk.
Pendekatan fungsi dengan 3 aspek ini bertujuan untuk mempercepat pengembangan desa wisata mandiri, sehingga turut mendorong kebangkitan sektor pariwisata ekonomi kreatif serta memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pengembangan desa wisata merupakan langkah Kemenparekraf/ Baparekraf dalam hal pemenuhan indikator prioritas pembangunan kewilayahan pada RPJMN 2020–2024. Ditargetkan sebanyak 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri hingga 2024.
Wakil Menparekraf/ Wakil Kepala Baparekraf Angela Tanoesoedibjo dalam Rapat Pimpinan yang digelar secara hybrid di Gedung Sapta Pesona Kantor Kemenparekraf/Baparekraf, Senin (10/5/2021) mengatakan, pendekatan fungsi dari aspek produk dan layanan ini akan fokus pada beberapa program. Antara lain Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan, membuat paket wisata inovatif, serta mengidentifikasi dan pengembangan potensi 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksebilitasi).
"Lalu pada aspek pemberdayaan masyarakat salah satu program yang akan dilakukan adalah akan melakukan pendampingan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) serta penguatan lembaga pengelola desa,” ujarAngela.
Kemudian pada aspek pemasaran dan penjualan akan menggunakan pendekatan supply and demand. Dari sisi supply menyediakan produk dan dari sisi demand menyediakan pemasaran dan penjualan. Dalam pendekatan fungsi 3 aspek tersebut tidak hanya menekankan pada sektor wisatanya saja, namun juga dibarengi dengan produk ekonomi kreatifnya.
"Yang konsep tiga tidak masalah, sudah bagus, tetapi ada hal-hal lain yang harus di -confident juga. Jadi, tidak hanya desa wisatanya saja, tapi produk ekonomi kreatifnya juga perlu masuk," lanjut Angela.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf/ Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mendorong agar desa - desa wisata yang ada di Indonesia dapat menghadirkan produk unggulan yang otentik sesuai dengan potensi daerahnya masing - masing.
"Kita all out, sehingga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif itu bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi kita dan menyejahterakan masyarakat,” tegas Sandi.* (rit’z)
Facebook Comments