KASUS TERTINGGI NASIONAL, PENANGANAN COVID-19 DI JATENG JADI SOROTAN

Keterangan Gambar : Tradisi kupatan pasca Idul Fitri memicu lonjakan kasus Covid-19 di Kudus Jateng. Tahun 2020 lalu, tradisi tersebut sempat ditiadakan, namun tahun ini kembali dilakukan oleh masyarakat setempat.* (foto: dok. antaranews.com)


Editor: Rita Zoelkarnaen

indonesiapersada.id - Jakarta: Penanganan Covid-19 di Jawa Tengah saat ini jadi sorotan. Merujuk catatan Satgas Penanganan Covid-19, provinsi tersebut mencatatkan kenaikan secara stagnan mulai minggu kedua bulan Mei 2021 dan tertinggi secara nasional. Jumlah kasus yang terpantau mengalami kenaikan 51% dibandingkan minggu sebelumnya. Melihat peta zonasi resiko, satu Kabupaten zona merah yaitu Kudus, 10 Kabupaten/Kota zona oranye, dan 2 Kabupaten/ Kota zona kuning.

“Pemerintah siap mendukung menyediakan dana siap pakai untuk Kabupaten Kudus, serta bantuan lain berupa tenda isolasi, masker kain, dan hand sanitizer,” terang Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito, menjawab pertanyaan media, Jum’at (4/6/2021) dalam press con Perkembangan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Kasus positif di Kudus melonjak akibat kerumunan massa saat kegiatan ziarah keagamaan dan tradisi kupatan pasca Idul Fitri. Metode penanganan yang dilakukan menggunakan metode Whole Genum Sequencing (WGS) untuk mengetahui varian Covid-19 apa yang menyebar di daerah tersebut dan hasilnya akan diumumkan kemudian.

Sedangkan untuk menangani daerah lain, Pemerintah telah menyajikan informasi perkembangan tingkat nasional secara rutin melalui publikasi data lengkap dengan hasil analisisnya. Data diolah dari Pemerintah Daerah dan terakumulasi dalam sistem data kesehatan oleh Kementerian Kesehatan.

Dalam hal ini, aktualitas data dan akurasinya sangat tergantung pada sistem pelaporan dan transparansi sistem pencatatan. Karena itulah Satgas Penanganan Covid-19 di seluruh daerah didorong untuk berlomba – lomba memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan secara parallel. Pemerintah Pusat mengupayakan menjamin sistem data daerah – daerah yang inter – operable.

“Kondisi pandemi Covid-19 yang saat ini cukup terkendali dapat tercermin dari data sebagai efektifitas atas penerapan PPKM Mikro,” imbuh Prof. Wiku.

Masyarakat juga diminta turut andil dalam mencegah penularan dengan menunda melakukan kegiatan bagi yang memiliki gejala. Masyarakat diminta memastikan kondisi kesehatannya prima sebelum melakukan kegiatan di luar rumah. Sedangkan bagi yang mengalami gejala supaya segera mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengantisipasi jika tertular.

“Agar kasus di tingkat mikro dapat lebih cepat terdeteksi dan lebih cepat memperoleh penanganan,” pungkas Wiku.* (rit’z)

Facebook Comments

0 Komentar

TULIS KOMENTAR

Alamat email anda aman dan tidak akan dipublikasikan.

Slot Gacor