
Keterangan Gambar : GEMPA SUSULAN TERAKHIR. Senin (18/1/2021) tercatat gempa terakhir yang terjadi di Sulawesi Barat, namun BMKG tidak bisa memprediksi kapan gempa di daerah tersebut akan benar – benar berhenti.* (foto: tangkapan layar)
KAPAN BERAKHIR GEMPA SUSULAN MAMUJU TIDAK BISA DIPREDIKSI
indonesiapersada.id – Mamuju, Sulbar: Perbedaan tren gempa bumi Sulawesi Barat yang sangat jarang terjadi, membuat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tidak mampu memprediksi kapan akan terjadi gempa susulan. Pergeseran sesar tanah di Mamuju hanya 10 – 15 mm per tahun.
Sejak gempa pertama berkekuatan M5.9 pada Kamis (14/1/2021) sore hingga Senin (18/1/2021) jumlah total gempa yang terjadi di Sulawesi Barat hanya 31 kali. Hal ini sangat berbeda dengan daerah lain, seperti di Palu dengan percepatan sesar tanah sekitar 35 mm per tahun, dalam rentang waktu yang sama gema bumi susulan di Palu dulu tercatat terjadi ratusan hingga ribuan kali, dan bisa diprediksi.
“Kalau Mamuju, sangat jarang sehingga sulit diprediksi kapan gempa susulan akn berakhir,” kata Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono dalam presscon virtual BNPB kemarin sore dari Posko di Kantor Gubernur Sulbar.
Setiap kali terjadi gempa besar akan diikuti oleh gempa susulan sebagai bagian dari pelepasan energi yang intensitasnya lama kelamaan akan menurun. Jika tren – nya masih tinggi maka gempa susulan juga masih akan terus terjadi dalam waktu yang panjang. Namun, ungkap Rahmat Triyono, di tabel BMKG tren – nya sudah turun drastis sehingga harapannya gempa Mamuju tidak akan berlangsung lama.
"Pada akhirnya gempa susulan di Mamuju akan berhenti dan akan normal kembali. Sedangkan untuk terjadinya gempa kembali butuh beberapa puluh tahun lagi," lanjutnya.
Saat ini BMKG telah melakukan pemetaan sebaran kerusakan. Sementara untuk mengetahui perhitungan percepatan pergerakan tanah di sekitar Mamuju, telah dimasang alat pengukur di semua Posko Penanganan di Mamuju dan Majene. Selain itu juga akan dilakukan pemeriksanaan ke lapangan terhadap informasi peta guncangan yang telah dirilis apakah sejalan atau tidak.
RahmatTriyono melanjutkan, pihaknya juga bekerja sama dengan Satgas Tim Gabungan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melakukan sosialisasi informasi yang valid tentang gempa Mamuju dan Majene. Caranya langsung mendatangi pos – pos pengungsian sehingga masyarakat tenang dan tidak panik.
"Tentunya kami berharap para pengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing dengan segera. (BMKG siap bekerjasama dengan BNPB dan Satgas untuk bersama – sama memberikan sosialisasi kepada masyarakat," tutupnya.* (rit’z)
Facebook Comments