
Keterangan Gambar : Seorang anak tertimpa bangunan yang rusak berat akibat gempa di Majene. Terbatasnya alat berat menyulitkan evakuasi korban.* (foto: Tangkapan Layar).
GEMPA MAJENE, 8 TEWAS 600 LEBIH LUKA 15.000 WARGA MENGUNGSI
indonesiapersada.id – Majene: Jumlah korban jiwa akibat gempa M6.2 di Majene Sulawesi Barat mulai menemukan titik terang. Mengutip laporan Pusdalops PB BNPB, Jum’at (15/1) jam 11.10 WIB, tercatat jumlah korban tewas 8 orang, kurang lebih 637 orang luka – luka, dan sekitar 15.000 orang mengungsi. Jumlah korban kemungkinan akan bertambah mengingat pendataan hingga sekarang masih terus berlangsung.
Puluhan ribu pengungsi tersebut tersebar di 10 titik pengungsian di wilayah Kabupaten Majene. Meliputi Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang dan Desa Limbua. Kesepuluh lokasi pengungsian berada di tiga wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Ulumanda, Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana.
Selain korban jiwa, data sementara untuk kerugian material tercatat di wilayah Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju. Empat unit bangunan publik dilaporkan rusak berat di Kabupaten Mamuju, yaitu Hotel Maleo, Kantor Gubernur Sulawesi Barat, RSUD Mamuju dan satu Minimarket. Sedangkan berapa jumlah warga yang mengalami kerusakan masih dalam proses pendataan. Saat ini, jaringan listrik di Kabupaten Mamuju padam dan akses komunikasi seluler terputus – putus atau tidak stabil.
Sedangkan di Kabupaten Majene, 300 unit rumah warga dilaporkan rusak. Untuk bangunan publik, satu unit Puskesmas dan Kantor Koramil Malunda dilaporkan rusak berat. Kondisi jaringan listrik juga padam dan komunikasi seluler pun terputus – putus. Selain itu, terdapat tiga titik tanah longsor di sepanjang jalan poros yang menghubungkan Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju. Longsor tersebut mengakibatkan akses jalan antar kedua kabupaten tersebut terputus.
Upaya penanganan terus dilakukan oleh pemerintah daerah setempat. Saat ini, BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar melakukan pendataan dan mendirikan tempat – tempat pengungsian. Mereka juga melakukan koordinasi dengan TNI, Polri, Basarnas, Relawan dan instansi terkait.
Pusdalops PB BNPB juga menghimpun kebutuhan mendesak yang diperlukan para pengungsi dan penanganan di lapangan. Kebutuhan – kebutuhan mendesak tersebut meliputi sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, terpal, alat berat/excavator, alat komunikasi, makanan pokok/siap saji, masker, obat – obatan dan vitamin.
Dalam dua hari berturut – turut, Sulawesi Barat diguncang gempa. Gempa pertama, Kamis (14/1) jam 14.35 WITA kekuatan magnitude 5.9 dan kedua berkekuatan lebih besar magnitude 6.1 pada Jum’at (15/1) jam 02.28 WITA. Gempa pertama hanya dua unit rumah dilaporkan rusak dan satu unit barak Sabhara Polda Sulbar.* (rit’z)
Facebook Comments