
Keterangan Gambar : Untuk mengatrol mutu dan kualitas dosen, Kemendikbudristek menyiapkanberbagai program beasiswa bagi dosen melalui pemberian beasiswa gelar dan non gelar.* (foto: kemendikbudristek)
DONGKRAK MUTU DOSEN, KEMENDIKBUD GELONTOR BEASISWA GELAR DAN NONGELAR
indonesiapersada.id - Jakarta: Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan banyak program yang dilaksanakan dengan pendanaan dari dana pemerintah maupun dengan dana mandiri. Tujuannya untuk mendorong transformasi perguruan tinggi sekaligus menguatkan semangat Merdeka Belajar - Kampus Merdeka di kalangan dosen.
Salah satunya adalah Program Beasiswa Gelar dan Nongelar bagi SDM Pendidikan Tinggi Akademik dan Vokasi yang ditujukan untuk mengakselerasi SDM dosen. Antara lain adalah program World Class Professor (WCP). Pelaksanaan program ini berupa menghadirkan profesor kelas dunia dari berbagai perguruan tinggi (PT) ternama dalam negeri/ luar negeri sebagai profesor kunjungan untuk ditempatkan di berbagai PT di Indonesia.
Program lain adalah magang bagi dosen muda ke perusahaan atau industri. Serta program magang bagi tenaga kependidikan (tendik) di PT yang lebih tinggi kualitasnya, agar dosen muda bisa mengadopsi tata kelola yang lebih baik.
Ada juga program kemitraan dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dengan guru. Program ini bisa menjadi solusi atas masalah di kelas sehingga bisa terjembatani sekaligus memperkuat guru di lapangan. Selanjutnya ada program Detasering, yaitu program berbagi dari dosen-dosen perguruan tinggi unggul yang saling berbagi antarperguruan tinggi.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbudristek, Nizam, Selasa (11/5/2021), dalam acara Sosialisasi Program Beasiswa Gelar dan Nongelar bagi SDM Pendidikan Tinggi Akademik dan Vokasi secara daring.
Untuk tahun 2021 ada sepuluh pilihan yang disediakan dengan jumlah total penerima beasiswa sekitar 1.500 dosen. Rinciannya sebagai berikut: 1)Program WCP 10 orang, 2)Program kemitraan dosen dan guru dengan sasaran dosen LPTK sekitar 45 orang, 3)Program detasering 70 orang, 4)Bridging course 25 orang, 5)Program beasiswa S2/ S3 bagi dosen dan calon dosen lebih dari 1.000 beasiswa S3 di dalam maupun luar negeri.
Selanjutnya adalah: 6)Sertifikasi kompetensi untuk kualifikasi kompetensi internasional dalam bidang tertentu 160 orang, 7)Program magang dosen di industri ataupun lembaga riset di dalam maupun luar negeri 370 orang, 8)Scheme for Academic Mobility and Exchange (SAME) untuk menggairahkan kembali (recharging) pengembangan SDM 20 orang, 9)Post Doctoral 20 orang, 10)Erasmus Mobility 60 orang.
Nizam mengajak peserta sosialisasi yang hadir secara virtual agar segera mendaftarkan diri dalam program - program pendidikan tinggi dari Kemendikbudristek. Program magang dilihat di laman kompetensi.sumberdaya.kemdikbud.go.id. Program microcredential dapat dicermati di laman kampusmerdeka.kemdikbud.go.id. Kemudian untuk beasiswa S2/ S3 bisa dilihat di laman beasiswa.kemdikbud.go.id.
Berbicara tentang dosen harus melihat institusinya terlebih dahulu karena transformasi perguruan tinggi sekaligus implementasi penggunaan APBN untuk pendidikan tinggi dituangkan dalam delapan indikator kinerja utama (IKU).
Meliputi, Pertama: Kepekerjaan lulusan yang artinya adalah seberapa banyak lulusan yang memasuki dunia kerja. Kedua: berapa banyak mahasiswa yang mengikuti program minimal 1 semester di luar kampus, Ketiga: Dosen mengikuti kegiatan di luar kampus tetapi terinstitusikan, Keempat: Praktisi mengajar di dalam kampus, Kelima: Hasil kerja dosen digunakan masyarakat dan dapat rekognisi internasional, Keenam: Program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia, Ketujuh: Kelas kolaboratif dan partisipatif, Kedelapan: Program studi berstandar internasional.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan bahwa program - program yang telah dijelaskan Dirjen Dikti tersebut menawarkan suatu kemerdekaan, keluwesan, dan fleksibilitas dalam pembelajaran di perguruan tinggi. Menurut Wikan, tantangan ke depan tidak mudah karena relevansi dan kualitas menjadi taruhan dari program - program tersebut sehingga ketersiapan dari banyak pihak sangat diharapkan.
“Semoga kita bisa segera bersiap diri untuk memanfaatkan ini semua dengan sebaik - baiknya serta dengan akurasi atau konteks substansi yang pas sekali. Artinya, luar negerinya juga luar negeri yang punya visi ke depan, serta kita juga mengharapkan peserta - peserta yang memiliki renjana (passion) untuk membangun pendidikan bangsa ini,” ungkap Wikan.
Ia menambahkan, Ditjen Vokasi juga memiliki program beasiswa. Beasiswa tersebut antara lain beasiswa untuk pendidikan S1/D4 bagi calon guru SMK.
“Jadi, mahasiswa yang ingin menjadi guru SMK kita persiapkan melalui beasiswa ini dan diharapkan tidak hanya target untuk ijazahnya, tetapi juga kita dorong untuk memiliki kemampuan pedagogi dan sertifikasi kompetensi industri,” imbuh Wikan.
Selanjutnya ada beasiswa pendidikan untuk dosen dan calon dosen Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV), program bridging course vokasi, program kampus merdeka vokasi, program magang dosen dan tendik PTPPV, program sertifikasi dosen dan tendik PTPPV, program riset keilmuan terapan, program project based learning/ praktik kerja lapangan bersertifikat bagi siswa SMK (dalam dan luar negeri), dan program project based learning atau magang bersertifikat guru SMK (dalam dan luar negeri).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Dwi Larso mengatakan bahwa pemerintah melalui LPDP berkomitmen tinggi untuk menyisihkan anggaran APBN guna peningkatan SDM, khususnya pada masa pandemi ini.
“Saat ini, LPDP telah menapaki era baru yang ditandai dengan perluasan dan penajaman program. Program beasiswa yang diberikan tidak hanya untuk S2 dan S3, tetapi S1 dan vokasi. Kita sepakat mendukung untuk kepentingan bangsa,” kata Dwi Larso.
Sementara itu, Direktur Sumber Daya Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Mohammad Sofwan Effendy menjelaskan bahwa beasiswa ke luar negeri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu program S3 penuh ke luar negeri dan program dual degree. Secara total, jumlah beasiswa S3 ada 140 beasiswa dan beasiswa S2 ada 37 beasiswa. Sesuai dengan peraturan dari Kemenpan-RB, usia maksimum untuk mendapatkan beasiswa S3 adalah 40 tahun.* (rit’z)
Facebook Comments