
Keterangan Gambar : Wali Kota Magelang Jawa Tengah, dr. HM Nur Aziz bertindak sebagai host Tumpengan Nasional Virtual dan Live Sarasehan “Menjaga Indonesia” secara daring dari LPPL Radio Magelang FM dengan narasumber Ketua Umum Persatuan Radio TV Publik Daerah Seluruh Indonesia (INDONESIAPERSADA.ID) Ganjar Pranowo yang berposisi di LPPL Radio Merapi FM Boyolali Jawa Tengah. Acara ini disiarkan serentak oleh LPPL se – Indonesia dan radio komunitas anggota Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI).*(foto: youtuberadiomagelangfm)
BEGINI JADINYA JIKA WALIKOTA DAN GUBERNUR SEBAGAI HOST DAN MODERATOR ACARA RADIO
persadaindonesia.id – Magelang, Jawa Tengah: Apa jadinya jika Kepala Daerah memainkan peran sebagai host dan moderator sebuah acara radio yang disiarkan serentak se – Indonesia? Pastilah kocak, santai, tapi serius juga. Apalagi temanya merefleksikan kecintaan pada Indonesia yang tahun ini merayakan ulang tahun yang ke 77. “Menjaga Indonesia” dengan membahas bagaimana perjuangan para praktisi penyiaran di daerah perbatasan negeri, serta di daerah tertinggal dan terisolasi.
Itulah yang mengemuka saat Wali Kota Magelang, dr. HM Nur Aziz, Sp.PD memandu acara menjadi host Live Sarasehan “Menjaga Indonesia”, Sabtu (31/8/22) lalu dari LPPL Radio Magelang FM Jawa Tengah. Yang dipandu adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang kali sebagai Ketua Umum Persatuan Radio TV Publik Daerah Seluruh Indonesia (INDONESIAPERSADA.ID) diposisikan sebagai Moderator.
Mengawali dialog dengan Ganjar, saat menginformasikan para narasumber yang hadir secara daring, dr. Aziz malah curhat kalau dulu pernah bertugas sebagai dokter di Entikong yangberbatasan langsung dengan Malaysia. Curhat tersebut gegara salah satu narasumber live sarasehan adalah Kepala LPP RRI Entikong.
“Ini yang istimewa RRI Entikong. Mas Ganjar saya dulu pernah dinas disana Mas. Perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Mudah – mudahan sekarang suasananya sudah berubah Mas Ganjar. Dulu, kalau kita kesana (Malaysia – red) kondisinya semakin baik, kalau semakin kesini (Indonesia – red) kurang baik. Mudah – mudahan sekarang sudah berubah,” curhat dr. Aziz sebelum melontarkan pertanyaan seputar keradioan.
Ada dua pertanyaan yang dilontarkan dr. Aziz kepada Ganjar Pranowo dalam kesempatan tersebut. Sudah menjadi rahasia umum bahwa di era perang kemerdekaan, peran radio sangat strategis dalam menggelorakan semanat perjuangan. Misalnya saat menggelorakan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 kala Soekarno membacakan naskah proklamasi, dan pidato Boeng Tomo kala menggelorakan perlawanan arek – arek Suroboyo melawan tentara Inggris di Surabaya pada 10 Nopember 1945.
“Peran radio untuk saat ini dalam menggelorakan semangat, menurut Mas Ganjar bagaimana radio – radio di era sekarang ini?” tanya dr. Aziz.
Menanggapi pertanyaan tersebut Ganjar menjelaskan bahwa sampai kapanpun radio memilik segmentasi khusus alias minded. Bagi pendengar setia, mendengarkan radio seperti hoby. Kondisi ini merupakan kesempatan agar radio menyesuaikan dengan perkembangan kekinian dan tidak kaku.
“Pemerintah, jika radio itu dikelola dengan kaku, pasti masyarakat tidak mau. Mestinya radio sekarang bisa multi platform. Tidak hanya didengarkan, radio itu bisa ditonton juga,” terang Ganjar.
Sebagai Ketua Umum INDONESIAPERSADA.ID, Ganjar memastikan siap memfasilitasi berbagai pelatihan agar para praktisi radio publik lokal atau Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) memiliki ketrampilan broadcasting sesuai perkembangan teknologi kekinian. Hal ini sekaligus menjawab harapan salah satu LPPL anggota INDONESIAPERSADA.ID sebelumnya yang diwakili Cokorda Krisna dari RPKD Denpasar saat prosesi pemotongan tumpeng, yang menginginkan agar INDONESIAPERSADA.ID memperbanyak pelatihan bagi anggotanya. Melalui berbagai pelatihan yang nantinya akan dilaksanakan, diharapkan LPPL Indonesia dapat menyajikan informasi yang menarik dan mencerdaskan.
“Menurut saya juga ga apa – apa radio pemerintah daerah ini menyampaikan informasi yang sedikit kritis,” imbuh Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, meskipun perkembangan teknologi informasi saat ini berkembang pesat dan informasi mudah diperoleh melalui gadget, namun kondisi geografis di Indonesia juga banyak daerah blank spot. Misalnya di daerah perbatasan, daerah terluar dan terisolasi. Karena itulah siaran radio konvensional juga tetap dibutuhkan, termasuk kebutuhan kopi darat antar pendengar.
Ganjar juga menegaskan komitmennya untuk mengajak para Kepala Daerah sepakat untuk mengembangkan radio – radio publik lokal. Jika semua pihak sepakat untuk bersama – sama mengembangkan LPPL maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama, secara kelembagaan harus disiapkan misalnya dengan membangun lobi – lobi dengan masing - masing DPRD agar mendukung pendirian LPPL.
“Kemudian, kita membangun komunikasi dengan Kementerian Kominfo. Mereka sudah siap menerima kita. Tapi mari kita matangkan dulu apa yang harus kita lakukan,” terang Ganjar.
Seraya juga mengingatkan agar mulai sekarang dalam menyampaikan info – info daerah dan kegiatan Kepala Daerah dalam kemasan yang nge – pop agar menarik minat masyarakat. Bagaimana mencitrakan kinerja Kepala Daerah yang baik dengan kemasan kekinian, misalnya dengan menggali pengalaman menarik Kepala Daerah, kemudian dikemas pendek – pendek dan disebarluaskan menjadi konten siaran baik di radio maupun di media sosial yang dikelola LPPL.
“Misalnya, kita wawancarai Bupati Kotabaru Kalimantan Selatan. Ga usah lama – lama. Sepuluh menit saja. Selain wawancaranya disiarkan utuh, bisa kita potong – potong kemudian kita share di medsos – nya radio,” pungkas Ganjar mengakhiri interview dengan dr. Aziz sebagai host acara.
Dalam acara Tumpengan Nasional Virtual dan Live Sarasehan “Menjaga Indonesia”, dilaksanakan dalam rangka memperingati ulang tahun ke 77 Kemerdekaan RI tahun 2022. Membahas perjuangan para praktisi penyiaran di kawasan perbatasan dan kawasan – kawasan tertinggal dan terisolasi. Acara dipandu oleh Ketua Umum INDONESIAPERSADA.ID Ganjar Pranowo dan disiarkan serentak oleh seluruh LPPL Indonesia dan radio komunitas anggota Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI).
Bertindak sebagai radio host adalah LPPL Radio Magelang FM Jawa Tengah dan radio co host LPPL Radio Sasaraina FM Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat. Dan bertindak selaku presenter atau host adalah Walikota Magelang dr. HM Nur Aziz. Menghadirkan enam narasumber yaitu Bupati Kupang Korinus Masneno mewakil LPPL Radio Suara Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste.
Juga hadir sebagai narasumber yaitu Bupati Mappi Papua Michael R. Gomar mewakili LPPL Radio Swara Mappi FM yang berbatasan dengan Australia. Pimpinan Radio Komunitas Suara Keerom FM Papua, Lumbardus Waromi, yang berbatasan dengan Papua Nugini. Kepala RRI Entikong, Mokhammad Ansori, di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia. Juga Direktur Utama LPP RRI, Hendrasmo, dan Kabiro Hukum, Organisasi dan Kepegawaian Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Gutmen Nainggolan.*(rit’z)
Facebook Comments