ANTISIPASI KEKERINGAN, BPBD WONOGIRI TERAPKAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA
Kontributor : Radio Giri Swara Wonogiri
indonesiapersada.id - Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah : Wonogiri menjadi salah satu daerah yang disasar penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengantisipasi kekeringan dan dampak musim kemarau pada 2024 ini. TMC diterapkan di wilayah hulu Waduk Gajah Mungkur (WGM).
Hal itu diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Trias Budiono, saat diwawancara Solopos.com di kantornya, Jumat (14/6/2024).
Trias mengatakan berdasarkan koordinasi antara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan BPBD se-Jawa Tengah, Wonogiri masuk dalam wilayah yang menerima MTC. Hal ini karena Wonogiri mempunyai WGM yang berfungsi untuk irigasi pertanian di daerah hilir.
Teknologi modifikasi cuaca itu dilakukan di hulu-hulu WGM Wonogiri mulai akhir Mei hingga 10 Juni 2024. Dengan MTC diharapkan hujan bisa turun pada musim kemarau. Menurut Trias, dampak MTC sudah mulai terlihat dengan ditandai hujan yang terjadi akhir-akhir ini di Wonogiri meski dengan intensitas sedang.
”Selain itu memang ada fenomena La Nina. Kemarau ini nanti cenderung kemarau basah. Harapan kami di tengah kemarau nanti juga masih ada hujan satu-dua kali agar tanaman pangan masih bisa panen,” jelasnya.
Trias menambahkan berdasarkan informasi dari BMKG, musim kemarau 2024 ini akan berlangsung selama tiga setengah hingga lima bulan. Puncak kemarau terjadi pada Juli-September 2024. Oktober sudah mulai memasuki penghujan.
Demikian seperti dilaporkan Reporter LPPL Radio Giri Swara Wonogiri, dalam program siaran berita serentak berjejaring Berita Indonesia Live (BI Live) edisi Senin (17/6/2024) yang diampu oleh INDONESIAPERSADA.ID.
Musim kemarau pada 2024 ini diprediksi tidak berlangsung terlalu lama seperti tahun sebelumnya. Kendati demikian, kekeringan masih berpotensi terjadi di Kabupaten Wonogiri meski tidak separah tahun lalu.
Sebagai informasi, pada tahun lalu dengan adanya fenomena El Nino, kekeringan di Wonogiri cukup parah. Daerah-daerah yang tidak masuk pemetaan rawan bencana kekeringan pun ikut terdampak.
Data BPBD Wonogiri menyebutkan pada 2023 lalu ada 27.751 warga di 163 dusun di 12 kecamatan yang terdampak kekeringan. Padahal pada musim kemarau biasanya hanya beberapa desa di tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan.
Trias menambahkan berdasarkan informasi dari BMKG, musim kemarau 2024 ini akan berlangsung selama tiga setengah hingga lima bulan. Puncak kemarau terjadi pada Juli-September 2024. Oktober sudah mulai memasuki penghujan.
Musim kemarau pada 2024 ini diprediksi tidak berlangsung terlalu lama seperti tahun sebelumnya. Kendati demikian, kekeringan masih berpotensi terjadi di Kabupaten Wonogiri meski tidak separah tahun lalu.
Sebagai informasi, pada tahun lalu dengan adanya fenomena El Nino, kekeringan di Wonogiri cukup parah. Daerah-daerah yang tidak masuk pemetaan rawan bencana kekeringan pun ikut terdampak.
Data BPBD Wonogiri menyebutkan pada 2023 lalu ada 27.751 warga di 163 dusun di 12 kecamatan yang terdampak kekeringan. Padahal pada musim kemarau biasanya hanya beberapa desa di tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan. *(Muhammad Diky Praditia/ Suharsih/solopos.com)
Facebook Comments