
Keterangan Gambar : Arkelog Ruly Fauzi (berbaju merah) bersama Wagiran, pemilik kebun jagung tempat fosil ditemukan. (Foto : NatGeoIndonesia/@feri_latief)
TEMUAN FOSIL GAJAH PURBA DI PATIAYAM, KUDUS
Editor : Edo Santiago
indonesiapersada.id - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah : Tim peneliti yang dipimpin oleh Prof. Truman Simanjuntak dari lembaga CPAS (Centre for Prehistory and Austronesian Studies) berhasil menemukan fosil elephas (gajah purba). Fosil berhasil ditemukan usai penggalian sedalam lebih dari 2 meter. Uniknya fosil yang ditemukan tersebut diduga utuh dan mati di tempat di mana ditemukan.yaitu di kebun jagung milik Wagiran, warga Dusun Rangit Baru, Desa Terban, Kec. Jekulo, Kab. Kudus, Jawa Tengah.
Sekarang fosil temuan ini masih dalam proses ekskavasi oleh para arkeolog. Mirza Ansyori, arkeolog yang terlibat dalam ekskavasi, menyatakan, "Satu dari sedikit penemuan kerangka elephas dari situs kala Pleistosen Tengah yang masih berada pada konteks kesatuan anatomis."
Tim akan terus berusaha menggali dan mengangkat fosil tersebut. Namun menunggu hasil penelitian lebih lanjut.
Ada tujuh titik penggalian di tiga lokasi. Di mana ada dua lokasi sudah ditemukan fosil yakni fosil gajah stegodon dan fosil elephas. Penggalian akan terus dilakukan untuk bisa mengangkat fosil-fosil tersebut.
Jadi elemennya cukup lengkap ada kepala sampai anggota gerak tubuh yang lainnya, tapi tetap kita harus ada analisis lebih lanjut lagi," jelas Muhammad Mirza Anshori.
Ekskavasi situs purbakala Patiayam di Kudus, Jawa Tengah, dilakukan mengingat besarnya potensi temuan penting di wilayah tersebut. Patiayam sendiri diketahui sebagai salah satu situs hominid atau tempat penemuan fosil manusia purba atau primata di Indonesia.
Adapun lokasi yang ditinjau yakni Luwehan dan Bukit Slumprit. Dua lokasi inilah yang menjadi fokus eskavasi para peneliti Center for Prehistory and Austronesian Studies (CPAS) yang juga bekerjasama dengan Yayasan Dharma Bakti Lestari.
Situs Patiayam sebenarnya juga sudah banyak dikenal oleh arkeolog di kancah internasional, namun sayangnya tidak banyak dikenal di dalam negeri. *NatGeoIndonesia, *Liputan6
Facebook Comments