Kolaborasi Kemkomdigi-Kemensos Perkuat Literasi dan Sukseskan Sekolah Rakyat

Keterangan Gambar : Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos), Robben Ricco, dalam gelaran Indonesiagoid Menyapa, sebuah forum literasi yang digelar di Surabaya, Kamis (7/8/2025). (Foto: Istimewa/KPM Kemkomdigi)


indonesiapersada.id, Jakarta – Sekolah Rakyat bukan sekadar program pendidikan, tetapi janji keberpihakan negara kepada mereka yang selama ini nyaris tak tersentuh peluang belajar. Demikian ditegaskan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos), Robben Rico, dalam gelaran Indonesiagoid Menyapa, sebuah forum literasi yang digelar di Surabaya, Kamis (7/8/2025).

“Sekolah Rakyat ini misi utamanya adalah memberikan kehormatan bagi warga yang kurang mampu, agar mereka bisa mengakses pendidikan, membangun mimpi, dan tumbuh dengan percaya diri,” ujar Robben Rico pada kegiatan yang dihadiri lebih 500 peserta secara luring tersebut.

Program itu ditegaskannya bukan hanya milik Kemensos, tetapi merupakan gerakan lintas kementerian dan lembaga, termasuk dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) dalam aspek literasi, informasi, dan kampanye publik.

Sekolah Rakyat ungkap Robben Rico dibangun atas tiga prinsip utama yaitu memuliakan warga miskin, menjangkau wilayah terpencil dan terabaikan, serta memberdayakan anak-anak dari keluarga prasejahtera.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan lebih dari 227.000 anak usia 1–12 tahun belum pernah sekolah, dan angka putus sekolah di SMP terus meningkat, termasuk di Jawa Timur.

“Presiden tidak ingin kemiskinan diwariskan. Pendidikan adalah jalannya. Ini adalah cara negara memberikan harapan dan membalik yang selama ini dianggap tidak mungkin,” lanjut Robben Rico.

Dengan target 200 Sekolah Rakyat setiap tahun, sebanyak 53 unit akan segera diresmikan, termasuk 30 sekolah yang akan diluncurkan pertengahan Agustus 2025. Harapannya, dalam lima tahun, minimal satu Sekolah Rakyat hadir di setiap kabupaten/kota prioritas.

Sekolah Rakyat akan menggunakan model sekolah berasrama (boarding school) yang tak hanya mengajarkan akademik dasar, tetapi juga pemetaan bakat, penguatan karakter, hingga literasi digital sebagai keterampilan esensial abad ini.

“Anak-anak akan dibina dalam lingkungan belajar yang mendukung kedisiplinan, kesehatan, dan kemandirian,” ujar Robben Rico.

Pada kesempatan tersebut, Robben Rico menegaskan bahwa Sekolah Rakyat dan literasi digital bukan dua hal yang berdiri sendiri. Keduanya saling memperkuat sebagai wujud nyata negara hadir di tengah masyarakat. Program ini bukan hanya tentang membangun sekolah, tetapi tentang mengubah hidup: dari tidak punya cita-cita, menjadi anak bangsa yang berani bermimpi besar.

“Insyaallah, dengan Sekolah Rakyat, anak-anak kita bisa mulai melihat kembali cita-citanya,” ujar Robben Rico menutup forum dengan penuh harapan.

IGID Menyapa: Komdigi Bangun Jejaring Literasi dan Narasi Positif

Forum IGID Menyapa sendiri merupakan inisiatif Kemkomdigi melalui portal informasinya, www.Indonesia.go.id. Forum ini menjadi bagian dari strategi transformasi komunikasi publik, di mana pemerintah tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga memperkuat infrastruktur sosial berupa informasi yang partisipatif dan inklusif.

Direktur Informasi Publik Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Nursodik Gunarjo, menyampaikan bahwa IGID adalah wajah digital Indonesia di mata dunia.

“Portal ini hadir bukan hanya untuk menyampaikan kebijakan pemerintah, tetapi juga untuk mendengar dan belajar dari masyarakat. Kami ingin konten yang dihadirkan membumi, kontekstual, dan mencerminkan semangat gotong royong bangsa,” ungkapnya.

IGID bertransformasi menjadi platform literasi digital nasional, dengan mengedepankan kolaborasi dari berbagai daerah. “Kami ingin membangun narasi bangsa yang inklusif dari masyarakat, untuk masyarakat. Dengan literasi digital yang kuat, masyarakat bisa lebih berdaya dalam menyuarakan kontribusinya terhadap pembangunan nasional,” ujarnya. 

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, dalam setiap seri IGID juga menggelar pelatihan penulisan jurnalisme publik dan storytelling. Tujuannya adalah membekali peserta—mulai dari jurnalis lokal hingga mahasiswa—dengan kemampuan mengemas kisah inspiratif dari masyarakat menjadi narasi pembangunan yang menggugah.

Kegiatan serupa akan digelar di berbagai wilayah Indonesia sebagai bentuk konkret dari komitmen Kemkomdigi untuk memperluas jejaring kontributor dan mendorong masyarakat sebagai subjek utama komunikasi publik. [de]
 
 

Facebook Comments

0 Komentar

TULIS KOMENTAR

Alamat email anda aman dan tidak akan dipublikasikan.

Slot Gacor