
Keterangan Gambar : Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional merangkap Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/Kepala Bappenas) Suharso Monoarfa, Jum’at (22/9/2023) terlihat menunjuk ke arah Danau Limboto, prihatin atas pendangkalan yang terjadi di danau terbesar di Gorontalo tersebut.* (foto: kemenppn/bappenas)
KEDALAMAN DANAU LIMBOTO GORONTALO TINGGAL 3 METER, TAHUN 1932 MENCAPAI 30 METER
Editor: Rita Zoelkarnaen
indonesiapersada.id – Gorontalo: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional merangkap Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/Kepala Bappenas) Suharso Monoarfa menekankan pentingnya revitalisasi Danau Limboto. Mengingat danau tersebut menjadi muara bagi 23 sungai – sungai besar di Provinsi Gorontalo.
Hal tersebut disampaikan Suharso, Jum’at (22/9/2023) saat meninjau kawasan Danau Limboto bersama Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo sebagaimana release Kementerian PPN/Bappenas kepada media kemarin sore.
“Perlu rekayasa di tempat pertemuan air yang mau masuk ke Danau Limboto. Bisa dengan penanaman pohon, akar pohonnya nanti yang akan berfungsi menyaring air yang masuk. Danau ini jadi tempat penampungan airnya,” urai Suharso.
Proses revitalisasi Danau Limboto terdiri atas pembangunan Kanal Topodu sepanjang 1,4 km, pengerukan sedimen, pembuatan saluran, rehabilitasi Pintu Air Topodu, dan pembangunan tambatan perahu. Danau Limboto mengalami sedimentasi dari tahun ke tahun. Kini, kedalaman Danau Limboto hanya sekitar tiga meter dibandingkan pada 1932 dengan kedalaman mencapai 30 meter.
Selain memantau Danau Limboto, Suharso juga mengunjungi pembangunan Bendungan Bulango Ulu di Kabupaten Bone Bolango. Ia terlihat didampingi Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Gorontalo Parlinggoman Simanungkalit.
Pembangunan bendungan yang ditargetkan rampung pada 2024 ini akan berperan mengurangi banjir sebesar 84,62%. Nantinya akan mampu mengairi lahan hingga 4.193 hektare. Serta memasok air baku sebanyak 2,2 meter kubik per detik sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air berkapasitas 4,96 MW. Selain itu juga akan dikembangkan sebagai lokasi wisata.
Suharso memastikan pembebasan lahan di sekitar bendungan sudah dilaksanakan selama proses pembangunan.
“Masyarakat di sekitar bendungan harus dipindahkan. Itu ada di ranah Pemda untuk membebaskan area permukiman. Sebelum akhir tahun atau sebelum ini diisi air, pembebasan permukiman warga harus selesai. Di hulu-nya, bisa dibuat nursery untuk melindungi lingkungannya. Bisa dijadikan lahan konservasi,” pungkas Suharso.* (rit’z)
Facebook Comments