
Keterangan Gambar : BPBD Kabupaten Magelang Petakan 14 Kecamatan Rawan Kekeringan. (Foto : Dok. Pemkab Magelang)
BPBD KABUPATEN MAGELANG PETAKAN 14 KECAMATAN RAWAN KEKERINGAN
Kontributor : Radio Gemilang FM Kabupaten Magelang
indonesiapersada.id - Kabupaten Magelang, Jawa Tengah : BPBD Kabupaten Magelang memetakan sebanyak 47 desa di 14 kecamatan rawan kekurangan air bersih pada musim kemarau ini. Meskipun demikian, hingga saat ini dampak kekeringan tersebut belum dirasakan oleh masyarakat.
“Tahun in merupakan musim kemarau basah dan dampak kekeringan tersebut belum begitu dirasakan. Meskipun kami tetap mengantisipasi di daerah yang memiliki potensi tinggi kekeringan seperti Kecamatan Salaman, Borobudur, Pakis dan Grabag,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Wasono, Selasa (3/9/ 2024).
Beberapa hari lalu pihaknya telah menyalurkan air bersih ke sejumlah desa di lereng Pegunungan Menoreh yang menjadi langganan kekeringan. Namun, jumlah penyaluran tersebut masih tergolong sedikit dibandingkan dengan tahun lalu, karena di tahun ini musim kemarau basah.
Melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), agar diupayakan bantuan berupa sumur bor. Namun, realisasi dari bantuan tersebut paling cepat digulirkan pada tahun 2025 mendatang.
“Kami juga BPBD juga telah berkoordinasi dengan relawan, lembaga pengurangan bencana daerah dan forum pengurangana risiko . Selain kitu, peran penting masyarakat dan pmerintah desa dalam mengantisipasi kekeringan,” katanya.
Demikian seperti dilaporkan Reporter LPPL Radio Gemilang FM Kabupaten Magelang, dalam program siaran berita serentak berjejaring Berita Indonesia Live (BI Live) edisi Rabu (4/9/2024) yang diampu oleh INDONESIAPERSADA.ID.
Karsih, salah satu warga Dusun Butuh Kulon, Desa Majaksingi, Kecamatan Borobudur mengaku, musim kemarau tidak separah tahun lalu. Karena, masyarakat yang ada di lereng Perbukitan Menoreh tersebut saat ini tidak kesulitan mendapatkan air bersih.
“Saat musim kemarau tahun lalu, masyarakat agak kesulitan mendapatkan air bersih dan diperparah dengan rusaknya pompa air bersih ke desa . Sedangkan, di tahun ini kebutuhan air bersih masih mencukupi, karena pasokan air bersih lancar,” kata Karsih.
Meskipun kebutuhan air bersih masih mencukupi, tetapi tidak sedikit dari masyarakat setempat tetap mengandalkan air yang bersumber dari tuk ( mata air, red). Yakni, untuk keperluan mencuci pakaian. *(wiedyas/rri.co.id)
Facebook Comments