
Keterangan Gambar : Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, S.Sos, MM menyerahkan bantuan kepada pengungsi banjir bandang di Kantor Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Selasa (5/12) di lokasi pengungsian. (foto: bnpb)
PENCARIAN KORBAN BANJIR BANDANG HUMBANG HASUNDUTAN LIBATKAN TIM PENYELAM
Oleh: Rita Zoelkarnaen
indonesiapersada.id – Humbang Hasundutan, Sumut:Operasi pencarian korban banjir bandang di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara melibatkan tim penyelam khusus dari Basarnas Special Group. Juga dibantu Aquaeye untuk menyisir sektor satu perairan di dasar Danau Toba. Sedangkan penyisiran di atas perairan dilakukan oleh BPBD, Basarnas, TNI dan Brimob menggunakan perahu karet.
Mengutip Kepala Basarnas Sumatera Utara, Budiono mengatakan, alasan dibentuknya tim SAR sektor perairan adalah mengingat korban pertama musibah yang terjadi pada Jumat (1/12) pukul 19.47 itu ditemukan di dekat perairan. Dengan temuan itu, pihaknya menyatakan bahwa ada kemungkinan jasad korban terbawa hanyut oleh banjir bandang hingga masuk ke wilayah perairan Danau Toba yang memang tak jauh dari lokasi terdampak.
“Korban yang pertama juga ditemukan di perairan. Jadi ada kemungkinan bahwa ada korban lain tidak jauh dari lokasi itu,” jelas Budiono, sebagaimana release BNPB kepada media termasuk www.indonesiapersada.id, Rabu (6/12/2023).
- Masih Nihil
Dalam rapat evaluasi operasi pencarian dan pertolongan yang dilakukan antara Basarnas, TNI, Polri, BPBD dan Dinas PUPR di Posko Darurat, Kepala Basarnas menyampaikan bahwa seluruh operasi SAR sampai saat ini belum membuahkan hasil. Maka dari itu data korban meninggal dunia sementara masih 2 orang dan yang hilang 10 orang.
“Penyisiran air masih nihil. Untuk alat berat juga masih belum berhasil menemukan warga yang masih hilang di hari keempat ini,” jelas Budiono.
Lebih lanjut, Budiono mengatakan, tim SAR gabungan akan kembali melanjutkan penyisiran esok hari dengan catatan apabila cuaca mendukung seperti dua hari sebelumnya. Jika kemudian cuaca esok hari tidak memungkinkan, maka operasi SAR harus dihentikan.
Khusus untuk operasi SAR penyelam, pada esok hari akan datang dukungan personel dari Polairud. Dengan dukungan itu diharapkan upaya SAR dapat lebih maksimal dan membuahkan hasil.
“Besok Polairud akan datang membantu melanjutkan penyisiran di sektor satu. Tim Aquaeye juga akan bergabung besok,” ungkapnya.
- Operasi SAR Tinggal Dua Hari Lagi
Upaya pencarian dan pertolongan masih menjadi pekerjaan rumah bagi para tim gabungan hingga hari keempat. Secara aturan, waktu operasi SAR hanya memiliki peluang waktu selama tujuh hari. Jika dihitung maju, maka waktu emas atau golden time masa operasi SAR hanya tinggal dua hari lagi.
Oleh sebab itu, Tim Gabungan dengan jumlah kurang lebih 280 orang dibantu alat berat harus lebih maksimal lagi dalam melakukan pencarian dan pertolomgan. Dengan melihat masih banyaknya material bebatuan besar dan menutupi wilayah sektor dua seluas 14,72 meter persegi dan sektor tiga seluas 24,89 meter persegi itu tentunya akan menjadi tantangan yang tersendiri bagi tim gabungan.
Sesuai arahan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, S.Sos, MM, dalam rapat koordinasi penanganan banjir bandang dan tanah longsor Humbang Hasundutan pada Senin (4/12), operasi pencarian dan pertolongan harus dikomunikasikan lebih lanjut dengan pihak keluarga korban jika sudah lebih dari aturan tenggat waktu tujuh hari. Jika ada pihak yang memohon bantuan untuk pencarian lanjutan setelah tujuh hari, maka hal itu harus dipenuhi dengan ketentuan lain yang berlaku.
“Pencarian pertolongan golden time - nya itu 7 x 24 jam. Ini nanti dirapatkan. Seandainya tujuh hari belum ketemu, nanti diskusi antara Bupati dengan pihak keluarga. Kalau keluarga belum terima, maka ya dicari,” kata Suharyanto, Senin (4/12).* (rit’z)
Facebook Comments