SEPENGGAL CERITA JEMBATAN EMAS, KOPI O DAN ROTI PANGGANG TUNG TAU PULAU BANGKA

Keterangan Gambar : Kopi O dan Roti Panggang Tung Tau khas Pulau Bangka sejak 1938, bikin nagih para penggila kopi terjasi di kedai kopi Waroeng Tung Tau Jl. Muhidin Kota Sungailiat ibukota Kabupaten Bangka.* (foto: rit’z)


Oleh: Rita Zoelkarnaen (Redaktur Senior)

indonesiapersada.id – Pangkalpinang, Kep. Babel: Inilah kuliner Indonesia yang luar biasa. Setengah hari di Pulau Bangka memberikan catatan kuliner tak terlupakan. Apalagi setelah menempuh perjalanan panjang sekitar mulai pukul 01.00 WIB dari Blitar Jawa Timur dan tiba di Bandara Dipati Amir Pangkalpinang pukul 11.00 WIB. Butuh waktu perjalanan sekitar empat dari Bumi Bung Karno menuju Terminal 1 Domestik Bandara Juanda Sidoarjo. Dilanjutkan dengan penerbangan dari Juanda ke Pangkalpinang setelah terlebih dahulu transit di Bandara Soekarno Hatta.

Saat menjejakkan kaki keluar Bandara Dipati Amir sekitar pukul 11.00 WIB (Kamis, 23/11/2023), senyum ramah Dwi Krisdianto dkk crew LPPL IN Radio Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merekah menyambut. Agenda pertama yang terjadwal, santap siang di rumah Rumah Makan Padang RM Pagi Sore yang hanya 5 menit dari Bandara. Dari seluruh menu rampatan yang disajikan, penulis mencari kepala ikan kakap masak kuah kuning.

Menu kepala ikan kakap masak kuah kuning ini sebenarnya bisa kita cari hampir di semua Rumah Makan Padang di Indonesia. Tapi, menyantapnya di pulau penghasil timah, rasa sensasinya berbeda. Perpaduan cita rasa lembut, pedas dan gurihnya daging ikan kakap terasa pas di lidah sejak cecapan pertama. Belum lagi sensasi saat pelan – pelan kita seruput daging tipis – tipis di tulang – tulang kepala yang lekat menyatu dengan bumbu.

Usai menyantap lezatnya kepala ikan kakap kuah kuning kala makan siang, jadwal selanjutnya tidak lengkap jika tidak menelusuri keindahan alam Pulau Bangka yang banyak membentang. Jalanan yang terbangun keluar dari Kota Pangkalpinang menuju titik – titik destinasi beraspal mulus ditopang kontur tanahnya yang lurus membuat perjalanan serasa nyaman.

Tujuan pertama, melihat dan foto – foto di kawasan Jembatan Emas, jembatan buka tutup yang menghubungkan Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka melompati muara Sungai Baturusak dekat ke lepas Pantai Air Anyir Kabupaten Bangka. Jembatan ini hanya dibuka saat jam berangkat dan pulang kantor saja, sebagai penyingkat waktu perjalanan para pekerja dari dan ke Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka. Saat ditutup, jembatan terbelah dua berdiri tegak. Satu belahan masuk wilayah administrasi di Kota Pangkalpinang dan satu belahan lagi di Kabupaten Bangka.

Jadi, jika kita ingin menyaksikan jembatan terbelah untuk foto – foto selfie, tidak perlu jauh – jauh ke luar negeri, tidak perlu ke London misalnya. Cukup ke Kota Pangkalpinang saja. Jembatan Emas ini dibangun saat pemerintahan Gubernur Eko Maulana Ali Syamsudin yang singkatan Namanya diabadikan sebagai nama jembatan. Gubernur ini memimpin Provinsi Kepulauan Bangka Belitung periode 2007 – 2012 dan dikenal oleh warganya sebagai tokoh pembangunan provinsi penghasil timah terbesar di dunia tersebut.

Usai menikmati pemandangan indahnya Jembatan Emas yang berdiri tegak dengan landscape muara dan pantai serta aktifitas nelayan, kita Kembali menyusuri mulusnya jalanan menuju titik – titik wisata lain sembari mencicip sensasi manisan dan asinan yang tidak biasa. Yaitu, asinan dan manisan buah rumbia dan buah kelubi.

Rasanya jangan nanya, asyik luar biasa karena bisa membuat mata yang sayup – sayup mengantuk saking mulusnya jalan langsung tersentak segar terbuka. Sensasi asem dan manisnya tak kebayang pokoknya. Sensasi tersebut membuat penulis bugar menikmati indahnya pemandangan Pagoda Nusantara, lepas Pantai Batuketak, Vihara Puri Tri Agung dan Pantai Tikus Emas. Apalagi saat di Pantai Tikus Emas kita bisa menikmati lembutnya desiran angin laut di bawah hutan cemara sembari menyerubut air kelapa muda.

Sebelumnya akhirnya setengah hari pertama siang hingga sore di Pulau Bangka dipungkasi dengan menikmati secangkir kopi di kedai kopi tertua di Pulau Bangka yaitu Waroeng Tung Tau di Jl. Muhidin Kota Sungailiat ibukota Kabupaten Bangka. Kedai kopi ini berdiri sejak tahun 1938 dengan sajian utama Kopi O atau kopi hitam dan Roti Panggang Tradisional Tung Tau. Paitnya kopi Tung Tau pasti bikin nagih bagi penggila kopi. Sedangkan roti panggangnya tidak meninggalkan jejak rasa resep kekinian pemanis maupun perisa buatan di lidah, tapi sungguh terasa nikmat hanya meninggalkan jejak rasa lezat saja.

Nah, masih ingin buang duit wisata ke luar negeri. Sudahlah, wisata di Indonesia saja!!!

Facebook Comments

0 Komentar

TULIS KOMENTAR

Alamat email anda aman dan tidak akan dipublikasikan.

Slot Gacor