_web.jpg)
Keterangan Gambar : Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan keterangan pers, Kamis (31/1/2/20) di Bandara Soetta Cengkareng dengan latar belakang Envirokontainer berisi vaksin Sinovac yang baru tiba dari China.*(foto: rit’z screenshoot from YouTube)
INDONESIA PESAN VAKSIN COVID 19 KE 4 NEGARA
indonesiapersada.id – Pemerintah Indonesia memesan vaksin Covid 19 ke empat negara sekaligus, guna memenuhi kebutuhan Program Vaksinasi gratis untuk seluruh warganya. Keempat negara itu adlah China, Amerika Serikat, Inggris dan Jerman.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan persnya yang disiarkan streaming di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (31/12/20) saat menerima kedatangan vaksin sinovac tahap kedua sebanyak 1,8 juta dari China di Bandara Soetta Cengkareng.
Sebelumnya pada 6 Desember 2020 juga telah tiba 1,2 juta vaksin Sinovac untuk tahap pertama. Pesawat yang mengakut vaksin Sinovac tahap kedua ini, Boeing 777-300 milik maskapai penerbangan nasional Garuda. Terbang dari Jakarta pada Rabu (30/12/20) pukul 19.55 WIB dan mendarat di Beijing Capital International Airport pukul 04.00 waktu setempat. Setelah proses bagasi usai, kembali terbang ke Jakarta tiba pukul 11.55 WIB.
Dengan kedatangan vaksin Sinovac tahap kedua ini, jumlah vaksin Covid 19 yang telah siap digunakan sebanyak 3 juta vaksin. Lebih lanjut Menlu menjelaskan, nantinya masih akan tiba lagi 15 juta vaksin yang sama. Sedangkan untuk vaksin yang baru tersebut, setelah pengisian daya mesin Envirotainer, vaksin akan langsung disimpan di Bio Farma di Bandung untuk memenuhi standar penyimpanan WHO.
Dalam kesempatan tersebut, Menlu juga mengatakan bahwa, selain melakukan diplomasi pemesanan vaksin Covid 19 dari perusahaan farmasi Sinovac dari China, pihaknya juga melakukan komunikasi memesan ke tiga negara lain. Yaitu sebanyak 50 juta vaksin Astrazeneca dari Inggris dan jumlah yang sama 50 juta vaksin Novavac dari Amerik Serikat. Retno Marsudi menambahkan, pihaknya juga memesan vaksin Pfizer dari Jerman. Namun sayangnya jumlahnya tidak disebutkan.
Selain memastikan jumlah pesanan, Pemerintah juga memastikan bahwa ratusan juta vaksin yang dipesan telah lolos izin edar dari lembaga penguji internasional seperti emmergency use authoritation (UEA) dan medicine and health care product regularory agency (MHRA) jika di luar negeri. Jika di Indonesia adalah lembaga Balai Penelitian Obat dan Makanan (BPOM).
Meskipun berupaya secepat mungkin supaya vaksinasi bisa segera dilakukan, namun Pemerintah juga tidak mau berkompromi tentang keamanan, efektivitas dan kualitas vaksin. Jika sudah mengantongi izin edar dari UEA dan BPOM, termasuk terkait dengan kapasitas teknis sistem penyediaan pendingin vaksin pada kuartal pertama Tahun 2021.*(rit’z)
Facebook Comments